Shiototo


Dari Pengamen, Kuli Bangunan Hingga Jadi Pengusaha Sukses



Shiototo - Kisah seorang pemuda yang berkehidupan dari keluarga yang pas pasan, serba kekurangan, itulah yang di alami Nellys Soekidi pria asal Ngawi, Jawa Timur di saat masih sekolah. Setelah tamat SMA di tahun 1993 Nellys memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman dan pergi ke Ibu Kota, Jakarta guna mengubah nasib, tujuan mencari kerja biar bisa membantu orang tuanya. 

Saat perjalanan ke Jakarta sambil membayangkan jika bekerja di jakarta pasti sangat gampang cari uang, tanpa bekal keahlian dan pengalaman Nellys dengan semangatnya pergi ke Jakarta. Sampai di Jakarta ternyata tidak seperti di bayangkan, ternyata Nells baru sadar kehidupan Jakarta itu sangat keras bagi yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan, dan ia pun terdampar di kawasan Blok M. Di Blok M Nellys pun mengamen dan kadang ikut kerja bangunan demi sesuap nasi, selama 3 tahun ia mengamen di bus jurusan Blok M-Kalideres, dan sambil bergaul dengan orang orang yang baru ia kenal.

Akhirnya Nellys di ajak seorang temennya yang profesinya sebagai supir, untuk bantu-bantu di bagian pembukuan usaha milik majikan temennya ini. Nellys pun lansung ikut tanpa berpikir panjang dan sempat menuturkan walaupun tanpa gaji saya tetap ikut, yang penting bisa menyambung hidup. Ternyata dia bekerja dengan pengusaha beras di Cipinang. Dan Nellys pun bekerja dengan jujur dan sesuai prosedur walaupun tanpa gaji, dan tidak tergiur dangan uang yang orang percayakan kepada dirinya, sambil pergaulan dengan orang dia temui setiap hari.  

Walaupun tanpa gaji Nellys bekerja tetapi dia mendapat kenalan dan pengalaman kerja semakin luas. Nellys pun mulai berpikir untuk berbisnis sendiri dengan uang simpanannya 3jt. Berkat kejujurannya selama bekerja, Suatu hari Nellys mendapat relasi dari Cirebon namanya Haji Nadi. Pak Haji Nadi ini mengetes serta menantang Nellys untuk mempasarkan 1 trus berasnya dalam jangka waktu seminggu harus habis, 1 trus beras isinya sekitar 7 ton. 

Ternyata hanya butuh waktu 2 hari saja sudah cukup buat Nellys untuk memasarkan berasnya. Sedangkan Nellys di berikan waktu satu minggu. Berkat kejujuran Nellys sungguh modal dari kesuksesan seorang Nellys, Bisa saja waktu itu ia memutar uangnya karena waktunya yang di berikan pak Haji Nadi belum habis, tetapi tidak di lakukan Nellys. Ia pun langsung menyetor uang hasil pasarnya ke Pak Haji Nadi waktu itu juga. Setelah di pulangi uang Haji Nadi, kemudian Nellys mendapat kepercayaan lebih lagi dari Haji Nadi dan mengasih 2 truk beras.


Berkat kejujuran dan keluwesannya dalam menjalin pergaulan, akhirnya Nellys pun menjadi juragan beras yang cukup besar di Pasar Induk Beras Cipinang. Nellys Memiliki 8 toko beras yang tersebar di Jabotabek dan menamakan tokonya “Nellys Jaya” saat ini bisa menjual 50 ton beras perhari dengan omset kira kira 500jt perhari. Siapa sangka nasib seorang pengamen di Blok M ini bisa menjadi pengusaha beraset 8 miliar dan memiliki pabrik penggiling padi senilai 3 miliar. Kerja keras, keuletan dan kejujuran telah mengantar Nellys Soekidi (46 tahun) menjadi pengusaha beras yang menguasai Pasar Induik Cipinang, Jakarta Timur, Nellys juga saat ini menjadi andalan buat Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

Tidak ada komentar