Shiototo


Mengenal Eka Tjipta Widjaja



Shiototo - Hallo sahabat inspirasi dan aspirasi, pastinya sering mendengar PT Sinar Mas kan juga pemegang saham terbesar Bank BII atau Bank Internasional Indonesia. Nah sobat sudah tau belum siapa sosok yang memiliki perusahaan tersebut. Mungkin ada sebagian orang yang belum mengetahuinya ya. Karena sosok tersebut sudah menggal sejak 26 Januari 2019, usia 97 tahun. Yuk sobat kita simak kisahnya.

Dia adalah Eka Tjipta Widjaja dengan nama lain dengan nama Oei Ä–k-Tjhong lahir di Quanzhou, Fujian, Tiongkok, 27 Februari 1921. Ia adalah seorang konglomerat terbesar karena memiliki banyak sekali aset di Indonesia. Eka Tjipta Widjaja putra dari seorang pedagang barang barang kelontong di Makasar. Ketika itu  Eka Tjipta Widjaja pada umur 9 tahun pindah ke Indonesia dari Fujisan, Tiongkok. Dia lulusan SD Makasar dan tidak berlanjut sekolah lagi karena kehidupannya dulu sangat kekurangan. Oleh sebab itu dia harus membantu orang tuanya untuk menyelesaikan utang utangnya kepada rentenir.


Bisnis orang tua Eka Tjipta Widjaja sulit berkembang dan hanya berputar putar begitu ajah. Dia pun terpaksa itu membantu jualan orang tuanya dan banyak yang mau memasokan barang barang karena mereka percaya dengan Eka Tjipta Widjaja. Jadinya barang dia peroleh tanpa modal. Dari sana Eka Tjipta Widjaja pelan pelan membantu bayar utang utangnya dan sambilan menabung. Kemudian dagangan mereka pun akhirnya tutup karena adanya pajak yang besar, saat itu tiba Jepang tengah manjajah Indonesia. Sekitar tahun 1950.

Kemudian dari hasil tabungan yang tidak banyak itu Eka Tjipta Widjaja mencoba menjajal Kopra, bahan pembuat minyak. Dia pun mulai berlayar sampai ke Pulau Selayar untuk mencari kopra. Setelah itu menjualnya ke Makasar. Kemudian setelah mendapatkan kopra dia pun kembali ke Makasar. Sudah capeknya berlayar 3 hari 2 malam untuk mencapai Pulau Selayar dan kembali lagi ke Makasar, yang dia dapat ternyata malah nombok. Karena Tentara Jepang saat itu memaksa dia untuk menjual murah Kopra tersebut. Tentu saja habis semua tabungannya.


Singkat cerita ketika berusia 37 tahun, ia pindah ke Surabaya, Jawa Timur. Di Jawa Timur, ia memiliki kebun kopi dan kebun karet di Jember yang merupakan hasil dari kerja kerasnya. Pada tahun 1969, ia mendirikan pabrik minyak kelapa, CV Bitung Manado Oil Limited (Bimoli). Pada tahun 1976, ia mendirikan Tjiwi Kimia, perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia. Kemudian pada 1980-1981, ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektare, mesin serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton di Riau serta perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektare berkapasitas 20 ribu ton.

Satu tahun kemudian, Eka Tjipta membeli Bank Internasional Indonesia (BII). Bank ini kemudian mengalami perkembangan yang pesat, bermula dari dua cabang dengan aset senilai 13 miliar rupiah menjadi 40 cabang dan cabang pembantu, dengan aset bernilai 9,2 triliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk. Ia juga melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estat. Eka Tjipta juga membangun ITC Mangga Dua dan Apartemen Green View yang berada di Roxy, serta Mal Ambassador di Kuningan. Menurut Majalah Forbes tahun 2000, asetnya mencapai US$3,12 miliar dan mempekerjakan kurang lebih 70.000 karyawan. Tahun 2007 menurut Globe Asia, asetnya mencapai sekitar US$27,9 triliun.


Puncaknya, pada tahun 2006 namanya masuk daftar orang terkaya di Indonesia di majalah bisnis dunia, Forbes. Menurut majalah tersebut, pada tahun 2013 namanya menduduki peringkat ke-2 sebagai orang terkaya di Indonesia. Saat ini binisnya merambah berbagai sektor di bawah bendera Sinar Mas Group.

Eka menerima gelar Doktor Kehormatan dalam bidang Ekonomi dari Pittsburg State University, Amerika Serikat.

Kemudian Eka Tjipta tutup usia pada Sabtu, 26 Januari 2019 pukul 19:43 WIB pada usia 97 tahun di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat. Jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.[19] Menurut Managing Director Sinar Mas, Gandi Sulistiyanto, Eka Tjipta tidak mengidap penyakit serius sebelum meninggal dunia. Bahkan, ia masih menjalani aktivitas seperti biasa pada Kamis, 24 Januari 2019. Namun, kondisinya menurun pada hari Jumat. Pada tanggal 2 Februari 2019, Eka Tjipta dikebumikan di makam keluarga yang berada di kawasan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dan meninggalkan 15 anak dia dan istri mudanya. Eka Tjipta menikah 2 kali karena istri pertamanya meninggal.

Tidak ada komentar