Cara Pengendalian Diri
Nah pada suatu hari datang lah seorang pemuda dengan tampang yang sangat kacau. Sesampai di hadapan kakek, ia berkata, “Kakek, saya merasa tidak bahagia. Saya seorang pemarah dan punya emosi yang labil. Tolong saya, bagaimana cara mengendalikan emosi yang cepat terbakar dan tidak terkendali ini?”
Lalu kakek itu pun sejenak memandang pria tersebut, sang kakek bijak berujar lembut namun tegas, “Anak muda, perhatikan baik-baik. Setiap kali kamu tersinggung, marah atau terpancing emosi, ingatlah ‘tujuh langkah kesabaran’. Kamu harus melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju lagi tujuh langkah. Lakukan hal tersebut tujuh kali berturut-turut, dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah kamu boleh berpikir dan mengambil keputusan untuk bertindak.” ujar kakek itu kepada pemuda.
Selanjutnya pemuda tersebut merasa mendapat nasihat yang luar biasa, pria muda ini sangat yakin, masalah emosi sulit terkendali yang dideritanya pasti bisa terpecahkan.
Pemuda itu pun beranjak pulang. Malam telah larut ketika ia sampai kembali di rumah. Dengan badan yang letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar.
karena ke capekan pun di dalam benaknya terbayang makan malam dan air hangat untuk mandi yang biasa disediakan oleh istrinya. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain.
Saat melihat pemandangan seperti itu, kemarahan pun segera menguasai dan emosi pun membutakan akal sehatnya. “Istri yang tidak setia. Baru ditinggal sebentar saja sudah berani memasukkan orang lain ke kamar…!”
Dengan kemarahan yang meluap-luap, pria itu lantas berniat buruk. Tetapi, spontan dia teringat nasihat si kakek tua yang bijak, dan langsung mempraktikkannya.
Sambil menghembuskan napas kemarahan, ia mulai menghentakkan kakinya sepenuh tenaga.
Suara hitungan segera terdengar, “Mundur tujuh langkah, satu-dua-tiga…! Maju tujuh langkah, satu-dua-tiga…!!” Kegaduhan itu pun akhirnya membangunkan sang istri.
Ketika istrinya bangun dan menyingkap selimut, betapa kaget sekaligus leganya pria itu karena ternyata yang menemani istrinya tidur adalah ibunya sendiri.
Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar.
Ia telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh.
Entah apa yang akan terjadi seandainya dia menuruti emosinya.
Hidupnya pasti akan dirundung penyesalan seumur hidup.
Kali di altikel Inspirasi dan Aspirasi mengajarkan kesabaran, perpikir dahulu untuk bertindak, sebelum penyesalan akan menghantui anda. Semoga bermanfaat sobat Inspirasi dan Aspirasi.
Post a Comment