LEGENDA SILUMAN ULAR PUTIH BERASAL
HANGZHOU,-Sebuah kota dengan hutan lebat di dalamnya. Beginilah gambaran Kota Hangzhou di Provinsi Zhejiang, Republik Rakyat Tiongkok.
Kota yang pernah menjadi lokasi pertemuan G20 ini juga memiliki berbagai objek wisata terkenal. Salah satunya, West Lake yang menyimpan cerita tentang legenda siluman ular putih. Di era 90an, serial siluman ular putih sempat tayang di layar kaca Indonesia dan sangat digemari masyarakat.
Perwakilan dari Hubungan Internasional Provinsi Zhejiang, He Rongshen mengatakan, West Lake atau danau barat pada tahun 1990an memiliki luas 5,6 km persegi. Namun kini sudah bertambah menjadi 6 km persegi. Disebut danau barat karena terletak di bagian barat Kota Hangzhou.
“Dulu, kira-kira 12 ribu tahun lalu, ini adalah sungai. Tapi karena ada banyak endapan lumpur, lama kelamaan putus dengan sungai dan jadi danau,” katanya.
Wisatawan dapat menyewa perahu untuk mengarungi danau. Perahu di sini menggunakan baterai agar tidak mencemari air danau seperti jika memakai perahu berbahan bakar bensin.
Selain hamparan air danau yang bersih, tampak pula perbukitan hijau dan beberapa taman yang dihubungkan dengan jembatan. Taman-taman itu dulunya dibuat untuk kaisar dan rakyat jelata dilarang masuk ke sana.
Salah satu jembatan disebut jembatan patah, karena saat musim dingin dan turun salju, sebagian air membeku. Tapi sebagian lagi tidak, sehingga jembatan terlihat patah. Di jembatan patah ini pula legenda siluman ular putih muncul.
“Ada seorang pelajar yang mau mengikuti ujian, selalu datang ke jembatan untuk membaca buku di bawah pohon. Waktu itu ada seekor ular putih kecil. Kelihatannya bahaya, diambilnya ular itu, dibawa pulang dan dipelihara,” cerita Chen.
Ular itu ternyata penjelmaan siluman yang selanjutnya berubah menjadi seorang gadis cantik. Lalu jatuh cinta kepada pelajar laki-laki itu, sampai akhirnya menikah.
Pernikahan mereka tidak direstui oleh dewa. Siluman ular putih lalu ditangkap dan dipenjara dalam Pagoda. “Lalu dia melawan, dimana ada penindasan, di situ ada perlawanan,” imbuh Chen.
Pagoda yang dimaksud masih tampak di sekitar danau barat. Namun bukan bangunan asli, sebab pagoda yang lama sudah runtuh.
Pasalnya, masyarakat yang datang kerap mengambil bata yang dipakai untuk membangun pagoda itu. “Bata itu dipercaya bisa membawa kesejahteraan dan kebaikan sehingga diambil dan dibawa pulang. Lama-lama pagoda itu jadi runtuh,” kata Chen.
Post a Comment