Shiototo


GENGHIS KHAN (SANG PENAKLUK TERBESAR SEPANJANG MASA)


Di bawah  Kepimpinan Genghis Khan dan keturunannya, kurang dari 100 tahun, telah berhasil mendirikan kerajaan terbesar di dunia, melebihi hasil kerja Kerajaan Inggris di abad ke-19. Pada tahun 1280, aturan Mongol berhasil diberlakukan dari Laut Kuning China hingga ke Laut Tengah, yang total luasnya mencapai 12 juta mil persegi. Dia dikenang oleh beberapa kalangan sebagai pemimpin tiran yang haus darah, tapi sesungguhnya Genghis Khan adalah seorang penakluk praktis, yang lebih tertarik pada barang daripada membunuh. Dia bangkit dari kemiskinan dan perbudakan untuk menguasai dunia.

Shiototo Genghis Khan lahir di Mongolia utara di daerah pegunungan Burhan Haldun, dekat dengan sungai Onon dan Herlen pada tahun 1162, dari pasangan Yesukhei dan Oyelin Yakki atau lebih sering dikenal dengan hoelun (beberapa sumber lain memberikan keterangan bahwa Khan lahir pada Tahun 1155 atau 1165). Pada masa kecilnya, Genghis Khan bernama "Temujin" yang artinya besi, tukang besi yang sedang menempa besi. Temujin adalah anggota dari suku Kiyat, yang merupakan klan Borjigun kecil Mongol yang nomaden, yakni hidup dengan berburu. Temujin merupakan putra kedua dari Yesukhei. Putra pertama Yesukhei adalah bekhter, yang lahir dari isteri pertamanya. Jadi bekhter adalah saudara tiri dari Temujin. Ibu Temujin, sebenarnya adalah hasil rampasan klan Yesukhei atas klan Merkit.
Temujian secara genealogis, masuk kedalam garis keturunan dari Khabul Khan. Menurut "Sejarah Rahasia Mongol" (data kontemporer sejarah Mongol), Temujin lahir dengan gumpalan darah di tangannya, yang dalam cerita rakyat Mongol, kejadian itu adalah pertanda bahwa ia ditakdirkan kelak menjadi pemimpin yang besar dan tangguh.

Masa Anak-anak Temujin
Ketika Temujin berumur 9 Tahun, ayahnya yang bernama Yesukhei, membawanya berkunjung ke wilayah keluarga calon istrinya, yang bernama Borte. Borte adalah anak pemimpin klan suku Konkirat. Harapan Yesukhei dari perkawinan anaknya adalah untuk menjaga hubungan baik antara suku Borjigin dengan suku Konkirat. Dalam perjalanan menuju pulang, Yesukhei tiba-tiba ditemui oleh beberapa anggota suku Tatar yang lain, yang merupakan saingannya. Yesukhei diundang datang ke jamuan makan untuk membahas perdamaian. Namun, dalam jamuan tersebut, justru Yesukhei diracun dengan alasan telah melakukan pemberontakan melawan Tatar. Setelah mendengar kematian ayahnya, Temujin kembali ke rumah untuk mengklaim posisi sebagai pemimpin klan. Namun, klan menolak untuk mengakui kepemimpinan anak muda dan pada akhirnya keluarganya dikucilkan. Tekanan pada keluarga Temujin semakin hebat, terlebih saat Temujin bertengkar dan membunuh Bekhter, yang ia lakukan karena Bekhter mencuri ikan yang ia cari, sekaligus sebagai pembuktian kepantasannya menempati posisi sebagai kepala keluarga.
Masa Remaja Temujin

Agen Togel OnlinePada usia 16 Tahun, Temujin dan Borte akhirnya melakukan perkawinan. Perkawinannya sekaligus memperkuat aliansi antara suku Konkirat dan suku Temujin. Segera setelah itu, Borte diculik oleh suku Merkit, yang merupakan saingan dari Temujin, lalu diberikan kepada kepala suku merkit sebagai istri. Belakangan, Temujin mampu menyelamatkan Borte berkat bantuan jamuka dan setelah itu Temujin tinggal bersama Jamuka, Sembilan bulan kemudian Temujin melahirkan anak pertamanya, bernama Jochi. Meskipun banyak kecurigaan dari klan pada kehamilan Borte, yang kemudian melahirkan Jochi, namun Temujin menerimanya sebagai anaknya. Dengan Borte, Temujin memiliki empat anak laki-laki dan anak-anak lainnya dengan istri-istri lain. Namun, hanya anak laki-laki dari perkawinannya dengan Borte yang dinyatakan memenuhi syarat untuk suksesi dalam keluarga.
Masa Kejayaan Temujin Sebagai Genghis Khan
 Ketika Temujin berumur 20 tahun, ia ditangkap dalam serangan oleh sekutu mantan keluarganya, Taichi'uts, dan untuk sementara diperbudak. Dia melarikan diri dengan bantuan temannya bernama Jamuka. Untuk beberapa tahun, Temujin memilih tinggal bersama Jamuka, namun pada selanjutnya antara Jamuka dan Temujin terjadi perseteruan hebat. Akhirnya Temujin memilih meninggalkan klan Jamuka, kemudian bergabung dengan saudara-saudaranya dan beberapa klan untuk membentuk sebuah unit tempur baru. Temujin lambat laun mulai naik ke kekuasaan dengan membangun tentara yang besar, berjumlah lebih dari 20.000 laki-laki. Ia berangkat untuk menghancurkan divisi tradisional di antara berbagai suku dan menyatukan Mongol di bawah pemerintahannya.
Cara Main Togel - Melalui kombinasi taktik militer yang tangguh dan kebrutalan tanpa ampun, Temujin membalas pembunuhan ayahnya atas bangsa Tatar dan memerintahkan membunuh setiap laki-laki Tatar yang tinggi badannya kurang dari 3 meter. Setelah membalaskan dendam Ayahnya, Temujin kemudian menyerang dan mengalahkan Taichi'ut, dengan menggunakan serangkaian serangan kavaleri besar-besaran. Pada 1206 (ada juga pendapat yang menyebutkan tahun 1904), Temujin berhasil mengalahkan suku Naiman yang kuat, sehingga memberinya kendali atas Mongolia tengah dan timur.
 Keberhasilan awal tentara Mongol adalah berkat taktik militer yang brilian dari Temujin dan pemberian motivasi-motivasi yang sangat terkenal. Temujin yang telah bergelar Khan, mempekerjakan mata-mata untuk mengadopsi teknologi baru dari musuh-musuhnya. Tentara Mongol yang terlatih sebanyak 80.000 pejuang, dikoordinasikan dengan sistem sinyal, baik melalui simbol asap, pembakaran obor dan bunyi-bunyian sejenis morse. Drum besar misalnya, digunakan sebagai perintah untuk bersiap, dan perintah lebih lanjut disampaikan dengan sinyal bendera.
Setiap prajurit dilengkapi dengan busur, panah, perisai, keris, dan laso. Dia juga membawa kantong pelana besar untuk makanan, peralatan, dan pakaian cadangan. Kantong pelana yang digunakan bersifat tahan air dan dapat sekaligus digunakan sebagai pelampung saat menyeberangi sungai yang dalam. Pasukan kavaleri membawa pedang kecil, tombak, baju besi tubuh, kapak, dan tombak dengan hook untuk menarik musuh dari kuda-kuda mereka. Serangan pasukan Genghis Khan sangat mematikan. Karena mereka bisa melakukan manuver kuda tanpa menggunakan tangan, hanya menggunakan kaki mereka. sedangkan tangan mereka bebas untuk menembakan anak panah ke tubuh lawan. Seluruh pasukan dibekali dengan pasokan makanan yang cukup, serta peralatan militer, dukun untuk spiritual dan bantuan medis, serta pejabat yang dipekerjakan untuk mendata barang jarahan.
 Togel Aman dan Terpercaya -Setelah kemenangan atas suku Naiman pada Tahun 1206, yang merupakan suku terkuat pada masa itu. Keadaan ini menyebabkan pemimpin suku lain setuju untuk berdamai dan dua tahun kemudian dianugerahkanlah kepada Temujin gelar "Genghis Khan" yang berarti "Penguasa Dunia" atau “Khan yang paling tinggi” dalam bahasa altic. Gelar ini tidak hanya membawa kepentingan politik, tetapi juga arti rohani. Penasehat spiritual terkemuka menyatakan Genghis Khan merupakan wakil dari Mongke Koko Tengri (Langit Keabadian), dewa tertinggi bangsa Mongol. Dengan deklarasi status ilahi itu, teranglah bahwa takdirnya adalah untuk menguasai dunia. Inspirasi spiritual, akhirnya berhasil memotivasi pasukannya menjadi semakin kuat.
Belakangan, Dengan tumbuhnya populasi penduduk dan kompleksnya kehidupan bangsa Mongol di bawah imperium Genghis Khan, menyebabkan makanan dan sumber daya menjadi langka. Oleh karena itu, pada tahun 1207, Khan memimpin pasukannya melawan kerajaan Xi Xia. Setelah dua tahun, akhirnya kerajaan Xi Xia menyerah. Pada tahun 1211, tentara Genghis Khan kembali melakukan penyerangan, kali ini serangan ditujukan pada Dinasti Jin di China utara. Penyerbuan ini bukan karena keajaiban kota-kota besar atas arsitektur dan kehidupan ilmiah dari kerajaan Jin, melainkan karena melihat sawah yang nampak tidak berujung dan hasil-hasil kekayaan yang mudah didapatkan.
Bandar Togel Online -Meskipun kampanye melawan Dinasti Jin berlangsung hampir 20 tahun, tentara Genghis Khan juga aktif dalam melawan kerajaan perbatasan barat dan dunia Arab. Awalnya, Genghis Khan menggunakan diplomasi untuk membangun hubungan dagang dengan Dinasti Khwarizm, sebuah kerajaan Turki yang wilayahnya mencakup Turkestan, Persia, dan Afghanistan. Tetapi misi diplomatik Mongol dicurigai oleh Gubernur Otrar, bahwa diplomat mongol itu adalah bertugas sebagai mata-mata. Ketika Genghis Khan mendengar tentang penghinaan ini, ia meminta gubernur diekstradisi dan mengirim seorang diplomat untuk mengambil dia. Shah Muhammad, pemimpin Dinasti Khwarizm, tidak hanya menolak permintaan Khan, tetapi dalam pembangkangannya, malah yang dikirim kembali kepada Khan adalah kepala dari mayat diplomat Mongol.
Tindakan ini melahirkan sebuah amarah yang kelak akan menyapu Asia Tengah hingga ke Eropa Timur. Pada 1219, Genghis Khan secara pribadi mengambil alih perencanaan dan pelaksanaan serangan tiga-cabang dari 200.000 tentara Mongol terhadap Dinasti Khwarizm. Mongol menyapu setiap benteng kota dengan kebuasan yang tidak terbendung. Mereka yang tidak disembelih diusir menuju garis depan tentara Mongol, dan digunakan sebagai perisai manusia ketika Mongol mengambil kota berikutnya. Tidak ada makhluk hidup yang diselamatkan, termasuk hewan domestik kecil dan ternak. Tengkorak pria, wanita, dan anak-anak tersebut ditumpuk seperti gundukan berbentuk piramid. Akhirnya Muhammad Shah dan kemudian putranya ditangkap lalu dihukum mati. Kematian Muhammad Shah menjadi babak berakhirnya Dinasti Khwarizm di 1221.
Kemajuan dalam jajaran militer dan pemerintah tidak didasarkan pada garis keturunan tradisional atau etnis, tapi berdasarkan prestasi. Pemberlakuan pajak dikecualikan bagi agama dan beberapa pemimpin profesional, serta tingkat toleransi keagamaan yang mencerminkan tradisi Mongol lama dipegang sebagai keyakinan pribadi, dan tidak tunduk kepada hukum. Tradisi ini memiliki aplikasi praktis karena ada begitu banyak kelompok agama yang berbeda dalam kekaisaran, mengakomodasi seluruh agama akan menjadi lebih baik daripada memaksa pemberlakuan sebuah agama tunggal.
Setelah berhasil melakukan pemusnahan Dinasti Khwarizm, Genghis Khan kembali mengalihkan perhatiannya menuju ke Cina. pemimpin Xi Xia telah menantang perintahnya untuk memberikan kontribusi pasukan untuk kampanye di Khwarizm dan melakukan pemberontakan terbuka. Dalam serangkaian kemenangan terhadap kota Tangut, Genghis Khan dan menguasai ibukota Ning Hia. Segera setelah itu pejabat Tangut menyerah satu demi satu, dan perlawanan berakhir.
tidak cukup sampai disitu, Genghis Khan mengharapkan agar tidak lagi adanya pengkhianatan di wilayah Tangut. Atas dasar itu, Khan akhirnya memerintahkan untuk melakukan eksekusi mati terhadap keluarga kekaisaran, dengan demikian berakhirlah garis keturunan Tangut.
Meninggalnya Genghis Khan dan berakhirnya dinasti Mongolia
Buku Mimpi - Genghis Khan meninggal pada 1227 segera setelah penyerbuan Xi Xia selesai. Alasan yang sebenarnya tidak pasti. Beberapa sejarawan mempertahankan pendapat mereka pada kesimpulan bahwa Genghis Khan jatuh dari kuda saat berburu dan meninggal karena kelelahan dan cedera. Sedangkan yang lain berpendapat Khan meninggal karena penyakit pernapasan.
Genghis Khan dimakamkan tanpa tanda, sesuai kebiasaan dari sukunya, di suatu tempat dekat-dekat tempat kelahirannya diantara Sungai Onon dan Pegunungan Khentii di Mongolia utara. Menurut legenda, pasukan pengawal pemakaman membunuh siapa saja dan apa saja yang mereka temukan dalam perjalanan menuju pemakaman. Ini dilakukan untuk menyembunyikan lokasi situs pemakaman, bahkan terakhir diketahui, bahwa sungai dialihkan di atas kuburan agar tidak mungkin untuk menemukan jasad Genhis Khan .
Sebelum kematiannya, Genghis Khan menganugerahkan kepemimpinan tertinggi untuk anaknya Ogedei, yang menguasai sebagian besar wilayah Asia Timur, termasuk China. Sisanya kekaisaran dibagi antara anak yang lain: Chagatai, yang mengambil alih Asia Tengah dan Iran utara; Tolui, yang merupakan putra bungsu Khan menerima wilayah kecil dekat tanah air Mongol, dan Jochi (yang terbunuh sebelum kematian Genghis Khan bersama putranya yang bernama Batu), mengambil kendali Rusia modern dan membentuk Golden Horde. Ekspansi kerajaan terus dan mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Ogedei Khan. tentara Mongol akhirnya menginvasi Persia, Dinasti Song di China selatan, dan Balkan. Tepat ketika pasukan Mongol telah mencapai gerbang Wina, Austria, komandan terkemuka Batu mendapat kabar tentang kematian Agung Ogedei Khan dan dipanggil kembali ke Mongolia. Selanjutnya, kampanye menjadi kehilangan momentum, yang sekaligus pertanda bahwa invasi bangsa Mongol tidak lagi menjadi ancaman bagi daratan Eropa.

Tidak ada komentar